2 Korintus 1:12
Perubahan dalam rencana Paulus
1:12 Inilah yang kami megahkan
1 , yaitu bahwa suara hati
kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan
dan kemurnian
dari Allah bukan oleh hikmat
duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.
2 Korintus 2:6
2:6 Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran
2 dari sebagian besar dari kamu,
2 Korintus 11:10
11:10 Demi kebenaran Kristus di dalam diriku,
aku tegaskan, bahwa kemegahanku
itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya.
1 Full Life: INILAH YANG KAMI MEGAHKAN.
Nas : 2Kor 1:12
Landasan Paulus untuk bersukacita dan bermegah ialah ketulusan dan
integritas perilakunya. Dia telah menetapkan bahwa sepanjang kehidupan
Kristennya, dia akan tetap setia kepada Tuhannya, menolak untuk menjadi
serupa dengan dunia yang menyalibkan Juruselamatnya, dan bertekun dalam
kekudusan sampai Allah memanggilnya pulang ke rumah Bapa (Rom 12:1-2).
Dalam kekekalan yang akan datang, sukacita kita yang terbesar ialah
kesadaran bahwa kita telah menjalankan kehidupan kita dalam "ketulusan dan
kemurnian" bagi Kristus, Juruselamat kita.
2 Full Life: SUDAHLAH CUKUP TEGORAN.
Nas : 2Kor 2:6
Dari bagian ini kita memperoleh pengertian mengenai pola disiplin PB
bagi seorang anggota jemaat yang melakukan suatu kesalahan yang serius
(mis. kebejatan, perzinahan, dsb.; lih. pasal 1Kor 5:1-13).
- 1) Demi mempertahankan integritas jemaat Kristus (bd. 1Kor 5:1-2),
maka gereja harus menegor pelanggar dengan tegoran yang cukup keras
sehingga membuahkan pembaharuan rohani, namun tidak terlalu keras
sehingga meniadakan pengharapan akan rahmat ilahi dan penerimaannya
kembali ke dalam persekutuan (ayat 2Kor 2:7). Perhatikanlah bahwa
pengampunan dan kasih tidak dikaruniakan tanpa syarat kepada si
pelanggar.
- 2) Setelah diberikan hukuman yang cukup, apabila orang yang berdosa itu
bertobat dan hancur hati, maka dia harus diampuni dan dihibur dalam
suatu roh kasih (ayat 2Kor 2:7-8).
- 3) Hukuman dan pemulihan terhadap orang berdosa itu harus dilakukan
dalam roh yang lemah lembut (Gal 6:1), sedih, tulus, kejengkelan,
dan takut akan Allah dan Firman-Nya, semangat untuk nama baik Allah, dan
kesiagaan untuk melihat keadilan ditegakkan dengan jalan meminta
pertanggungjawaban kepada orang yang bersalah (lih. 2Kor 7:11; bd.
1Kor 5:5,13).
Banyak gereja masa kini telah meninggalkan disiplin gereja PB. Mereka
menyokong toleransi terhadap dosa, meminta pengampunan yang tak bersyarat,
menawarkan kasih karunia yang tak bernilai dan menolak untuk mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (lih. pasal Wahy 2:1-3:22).
Sebagai akibatnya, dosa dianggap remeh dan ketakutan akan Allah tidak ada
lagi dalam jemaat mereka
(lihat cat. --> Mat 18:15
[atau ref. Mat 18:15]
tentang disiplin gereja).